Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]

doc/ arsippenyairmadura

Jika hidup adalah penderitaan

Saya akan mengunyahnya dengan sedikit garam



-21 Desember 2016



Jendela angkot yang sedikit terbuka mendesit, angin-angin memasukinya. Dan memanggil-manggil lelaki itu,

Waktu itu usiamu tak lebih dari tujuh tahun



Laki-laki yang pertama kali mengenalkanmu pada garis-garis,

Pada bidangg bagi tiga, manakala kamu mulai menggambar.



Lelaki itu kini telah ditelan pintu.



Dan kamu ingat,

Saat itu ibumu sering menyuruhmu memanggilnya melalui lubang tempayan saat menjelang magrib.

Air matamu jatuh pada kubangannya



-8 Oktober 2019



Suatu ketika aku pernah berjalan pada sebuah malam.

Mencari bayangan…

Tak kutemukan apapun…

Lalu aku menuju cahaya…

Ia sudah ada pada diriku. Tak pernah pergi.



-28 Mei 2019



 Seorang guru pernah berkata, pertapa itu tidak pernah merencanakan bagaimana ia akan melewati malam. Ia hanya hanya akan mengalami malam, mengalami malam… Sampai pagi menjelang.



-11 Oktober 2019



Surau itu,

Tempat kami mengaji yang gaib dan suci



Surau itu,

Sekelilingnya bertumbuh kebun-kebun jeruk, juga padang rumput tempat sapi-sapi memamah pakan-pakan



Surau itu,

Ditepiannya, sungai mengalir, tempat kami mengambil wudhu. Tempat kami menghanyutkan rindu-rindu pada tanah leluhur, tanah-tanah yang jauh…



Surau itu,

Tempat kami membasuh subuh, dan memulai hari-hari…



Surau itu di kepala kami,

Berdiam dan tak pernah pergi



-19 Juli 2019



Desember berakhir…

januari datang dan berair

mawar itu tumbuh pada kelopak mata seorang wanita

wanita yang menepi pada sungai tempat menghanyutkan kenangan-kenangan bersama kekasihnya dulu



wanita itu membiarkan mawar itu tumbuh

mengakar mengalirkan merah darah



ia percaya jika ia mati

taka da mawar paling merah selain mawar di kelopak matanya.



-2 Januari 2016



Sufi Wahyudianto, seniman Indonesia kelahiran Bangkalan, Madura. Ia  menerima penghargaan United Overseas Bank (UOB) Southeast Asian Painting of the Year 2018 untuk karyanya yang berjudul Angs't (ANGST). Karyanya terpilih di antara para pemenang tingkat nasional lainnya dalam ajang kompetisi seni UOB Painting of the Year yang diselenggarakan di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Melalui karyanya, seniman ini mengekspresikan berbagai tema keharmonisan sosial, empati, serta pentingnya saling menghargai antar berbagai perbedaan etnis dan budaya. Inspirasi karya-karyanya diambil dari peristiwa ketegangan antar etnis yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah, pada 2001, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib