Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]


 
cover buku

MADURA

Bila kusebut namamu sekali
bergelombanglah laut di jiwa
asinlah segala yang pernah kupijak dengan mata

Jarak bukan penggunting terali cinta
dalam hidupmu aku hidup
dalam hidupku engkau hidup

Seperti sepasang sapi jantan di medan laga
kupacu dan kucambuk jiwaku yang mabuk oleh doa
supaya lesat segala damba sampai ke palung sorga

Karena gersang tubuhmu dibajak dengan bismillah
kupelajari yang asing dan tampak jauh: padi-padi
menjuntai, daun-daun tembakau menghijau,

dan pelepah-pelepah siwalan, dan jari-jemari cemara udang,
dan keteguhan reranting jati senantiasa tulus melambai
dan mengucap salam kepada yang datang, pun yang akan
pergi menyeberang

Di bungkuk punggung bukit-bukit kapur
kubaca ayat-ayat yang diukir dengan pacul: perjuangan adalah ketabahan
sebab seperti halnya hidup, mati pun butuh diperjuangkan

Aku bercermin ke cakrawala
memandang burung-burung terbang mengembara
kepak sayapnya merobek sisa kenangan kita

di mana asin lautmu yang membuihkan mutiara
adalah makam tempat nasib berlayar
mengantarku ke masa depan

Kutub/Yogyakarta, 2015


PELESIR ANAK KAMPUNG

Ke ladang kita berpelesir
menyisir takdir sesisir demi sesisir
bermandi angin kemarau yang berdesir

Kesedihan yang mekar malam hari
hangus dipanggang matahari
Matamu menyala ketika cabai kita merah
seperti gincu gadis-gadis kota

Ketika kita mulai memetiknya
di sore yang kuning
ruang dalam kata hening
tak mampu mengucap cinta

Oleh karena itu, aku
tak lagi membutuhkan buku-buku
untuk mengerti rindu
atau bangku-bangku

sekolah yang hanya mengekalkan kutukan
untuk sebuah bayang-bayang peradaban
Kita tak memerlukan kemenangan
untuk sebuah pesta atau perayaan
sebab di ladang segalanya terhampar
langit hanya selemparan tembikar

Jenangger, 2017


SINSU

Kudengar lagi jerit gergaji kayu itu
menyanyi pada sebuah siang di hari minggu
seperti kudengar derap kakimu
menempuh jarak yang cukup jauh
menerabas hutan
melintasi bukit dan pegunungan
menyeberangi sungai dan lautan
di mana tak pernah kau temukan
kota atau perkampungan untuk bermalam

Engkau adalah ingatan yang terpelanting
saat pangkal pohon mulai menganga
lalu terempas ke tanah moyang
hasratku menggeliat bersama sisa jerit sinsu
aku ingin kembali memungut remah kayu
dan berebut mayang nyiur dengan mereka
dalam masa kanak-kanakku
Kudengar lagi jerit gergaji kayu itu
menebang jiwaku yang piatu

Jenangger, 2017


NASIB 2
:Gus Zainal

Aku datang jauh dari pulau pembuangan
jubah petapa mengkafani tubuhku sepanjang perjalanan

Kini dengan khidmat kuketuk-ketuk pintu doamu
bagai hujan mendamba tanah berdebu

Paras wajahmu adalah kesatria sejati
berperang melawan seribu musuh; waktu demi hari
hanya menanti mati

Walau tak dapat kita berjabat tangan
sambutlah aku di tapal batas mimpi

Kutub/Yogykarta, 2015


ORKESTRASI SAJAK

Seperti biola digesek ekor kuda jantan
aku menjelma instrumen dan sebentuk nyanyian

Huruf-huruf mengalir bagai gemericik sungai
bergetar jiwaku menyebut kesunyian batu-batu

Mendengar dengung takdir dari jauh
ditiup angin yang guruh

Maka saat aku dibacakan
serupa mantra di bibir kegelapan

Ruhku mengepak terbang
mengelilingi kilau gemintang-bintang

Dan di saat itu pula
di bagian tubuhku yang mana

kudengar lengking seruling sendu
seperti hujan memetik senar gitar berdebu
Hingga siang dan malamku kalangkabutan
kejar-berkejaran dengan dengung zaman

Seperti biola digesek ekor kuda jantan
aku menjelma instrumen dan nyanyian

Jenangger, 2016


Mohammad Ali Tsabit, lahir di Jenangger 1 November 1996. Menyelesaikan pendidikan MI hingga Mts. di Madrasah Nasyatul Muta’allimin Candi. Setelah tamat dari SMA 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, ia pernah kuliah dua semester di Prodi Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Saat ini ia belajar di Prodi Perbandingan Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selama di Yogyakarta, ia tinggal dan berproses di Komunitas Kutub. Karyanya berupa puisi dan esai beberapa kali dimuat di media massa di antaranya, Suara Merdeka, Solo Pos, Minggu Pagi, Media Indonesia, Pojok Cerpen, dan lain-lain. Puisinya juga termaktub dalam kumpulan puisi penyair muda Madura, Ketam Ladam Rumah Ingatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib