Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]


Lukisan karya Affandi, di ambil dari affandialive.blogspot.com

Guci, Dua Mawar, dan Puisi

di atas meja, kita lenyapkan dahulu
berangkai nista dan siluet waktu
mungkin bisu
akan tumbuh di kepalamu,
di kepalaku saat ini pula.

jangan keburu berlalu
sebelum jemu benarbenar raib.
menunggu rubaiat pecinta
sembunyikan di mana, entah
kau dan aku samasama tak tahu
—pasrah menunggu.

dua mawar jingga
ditanam di bibir guci
beberapa puisi ditulis
khusus seorang pedati,
betapakah roda dilingkar
dan sejibun helai deduri
akan melindas dan menusuk
pikiran dan imaji,
aku dan kau samasama tak peduli
—samasama tengah mencari.

duri macam apakah yang
lebih runcing dari lidah?
roda macam apakah yang lebih
gilas melindas,
ketimbang keluh yang pasrah?

meski tangkai tak tersentuh air
guci dan mawar tetap mabuk
tergenang kasih,
kelak jua mengharumi puisiku,
juga puisimu yang ditimbun
banyak metafor itu.

2014


Puisi, Katak, dan Lembu

ada peluh netes dari keningku, sebentar lalu
aku yang tidur seperti dihempas wahyu

“puisi usah menyihir katak berharap lembu”

lelap keburu jaga, kadang mimpi
seperti ayunan sepasang timba petani
saat bebulir padi tumbuh dari nyeri
dan beberapa kendi sepi.

tanah ripah membajak gemburnya sendiri
tak ada kerbau dan sapi, tak ada
batu dan reranggas perdu, tak ada arit-
cangkul dan pacul.
tak ada aku,
kecuali benih impian ditabur ke dalam diri
ke uraturat na

di.

2014


Suaramu di Telepon

suaramu di telepon itu,
aku mendengarnya hingga terpesona
membikin malammalamku imsomnia,
sungguh..

oleh suaramu, aku menjadi Nuh
bersama kepalaku yang dihempas wahyu
bandang tenggelamkan semua keniscayaan,
nestapa dan gembira menusuk
pada lubang jarum kerinduan.

suaramu itu, aku mendengarnya
di sela detak nadi dan bunyi nurani,
membayangkan suaramu
pada bulir yang jatuh
membasahi hina dan bimbang diri.

pada suaramu, aku seperti jumpa
perempuan aisyah di surga,
membiusku dari kabel telepon
tepat di sebuah pagi,
saat matahari sembunyi,
saat angka jam menusukku lagi.

2014



Muchlas Jaelani S, lahir di Sumenep, Desember 1994. Menulis puisi, cerrpen, dan essai. Giat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY), di samping mengurusi di TBM Hasyim Asy’ari, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib