Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]



Sumber: LUKISAN ABSTRAK VANESSA



SAJAK-SAJAKKU YANG LALU
Aku tak bisa berbuat banyak dalam hidupku. Aku lakukan apa yang kubisa. Menulis sajak bukanlah jalan hidup atau kematiaanku. Aku hanya ingin tahu keduanya meski pengetahuan manusia tak pernah utuh tentang realitas yang ada. Semua sajak ini adalah sebuah proses di mana aku sebagai manusia yang terkadang sedih, bahagia hingga merasa terasing dari dunia mencoba untuk menyeimbangkan diri agar benar-benar menjadi manusia. Semua sajak yang punya banyak gaya dalam penulisannya ini adalah usaha mengekalkan kenangan bersama orang yang dekat atau jauh dariku. Yang sesekali datang dan pergi atau tidak sama sekali. Tak ada penilaian untuk semua ini selain apa yang ada pada setiap kata itu sendiri. Sebab tak ada yang pernah selesai dalam hidupku juga sajakku...

Bagian XIII

JALAN SUNYI
:kekasih sunyi

I.
tak kulihat jejak apalagi jarak tempuh
bagaimana bisa tahu
kalau itu kau atau aku

meski ada matahari
tak ada bayang di situ
hanya debu memedihkan mata
dari langkah kaki kita

dan di sepanjang perjalanan
kita tak punya pertanyaan untuk itu
tetapi sama-sama berseru:
—engkaulah kekasihku!—


II.
apa yang harus dirapikan dalam keheningan
dari cinta yang kupunya adalah kerdip bintang
dan goyangan bulan yang di gantung malam
sedikit dari percaya menuju cahaya

III.
aku masih ingat jika kau terlupa
jalan menuju pulang
saat tiadanya suara di telinga
dan kau tertidur lelap di dada

IV.
seseorang telah mencuri peta
dan aku si buta hanya meraba
pada cermin kelam

V.
aku hanya sisa dua cinta yang terlewatkan
di ambang pejam yang merejam

yogyakarta, 2007

DINGIN

dalam gigil
bukan kulitku yang terkelupas
tetapi putih mataku pada mata sajakmu

yogyakarta, 2007

KAU DERU AKULAH ABU

kau deru
akulah abu
mendekatkan bayang dari bayangku
dan akhirnya membatu di tubuh bisu

yogyakarta, 2007

SAJAK

ketika kutahu semuanya hanya cahaya
sebuah patung yang disisakan angin kupercaya
seperti bayangku sendiri
hanya untuk mengatakan
—inilah sajak—

yogyakarta, 2007

MENEMBUS SENYUMMU
: R

I.
kautiup penglihatanku
kutembus senyummu
kutemui sepiku yang dulu
di kedua bibirmu
sebuah kalimat tak tuntas
dalam sajak bisu

II.
bibirmu fajar
dingin menusuk
di sela-sela tanaman
di halaman depan
dan seekor burung melintas samar

aku gemetar di luar pagar
ingin menembus pintu awan

yogyakarta, 2007

SEPENGGAL NAFASKU

sepenggal nafasku tercoret di kertas itu
tiba-tiba luntur merangkai wajahmu

kucoretkan kembali bertaburkan melati
dan aku selalu sepi

yogyakarta, 2007

*Dunia Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun 2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan yang terdalam dari hati seorang manusia.”  Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal, dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib