![]() |
Sumber: Diyano Purwadi, sexy, 145 x 180 cm, acrylic drawing pen on canvas 2009 |
Limbah
Negara
Lantaran bumi bergetar
Berhamburan dalam
hamparan kekalutan
Teriris-iris luka
membatin
Menggali kehidupan yang
lalu
Bersemarak dan
bersorak-sorak
Menguliti kekeringan
naluri
Sedih rasanya melihat
Negeriku dipenuhi
tumpukan sampah berdasi
Yang melintas dengan
riang
Tanpa peduli anak
jalanan
Berteriak memanggil
keadilan
Celoteh demi celoteh
Kini hanya celoteh
limbah
Tak mampu menyadarkan
Akan pentingnya
kehidupan
Yang dihiasi dengan
kebersamaan
Kolor, 11 Mei 2014
Senyum Matahari
Siang yang melambung
Di atas menara gunung
Aku bersimpuh dan
meraung
Menanggung beban di
jantung
Santi yang kedinginan
Melawan derasnya angin
Sedikit kesal dan sedih
Menutupi kehausan ilusi
Iringan raut wajah
Yang bercocok paku
Menembus kepiluan
Elong yang sumpek
Dengan haus dan pelan
Lirikan mata nan
pukulan wajah
Mengingatkanku
Akan rindu yang membara
Sumenep, 23 Februari
2012
Abd Qosim, aktif di BEM
STITA dan UKM Komunitas Pelar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar