Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]



Sumber gambar: http://hildymaze.com/section/365646-paintings.html

Ulang Tahun Sajak

tiuplah kata-katanya
sampai terbakar tubuh bahasa
sebab makna kian meleleh
melumuri potongan-potongan bait
untuk kausuapkan pada mulut usia

tepuk tangan bersahutan
ucapan selamat bertaburan
memenuhi setiap sudut pengasingan

pelukan demi pelukan
mencengkram kepulangan
meninggalkan kado kesendirian

2011


Sebab Padamu Aku Akan Kembali
            - halimah garnasih

dalam bingkai dunia: engkau menghilang
bersama suara gending dan alunan gong
memecah sunyi purba. seperti sudut yang
perlahan lenyap ditelan mata lensa
di tangan perempuan berwajah masa lalu

kini tinggal bunyi langkah kakimu, yang
membisikkan surat-surat nasib, menunggu
kilatan takdir mengalungkan rangkaian bunga
di leher jenjang patung-patung keperihan.

sebab padamu aku akan kembali dari arah
jarak waktu persetubuhan warna darah,
merah! dan persekutuan api cinta yang
membakar sejarah muasal terciptanya dunia.

pada dinginnya jiwa yang tak ingin membuka
pintu bagi tamu-tamu suci, putih! yang datang
dari degup jantungku, dari gerak pemburuanku.

walau langkahku kian jauh menuju kebun
cintamu: yang kau rawat, kau juga dari segala
bencana, dari keheningan musim-musim
yang menarik-narik tangan hasrat dunia.

walau diriku tidak pernah mengimpikan
langkahku sampai di batas segala rahasia
yang diberkati getar keagungan makhluk suci
yang bernama cinta.

cinta yang terlampau asing bagi takdir
meramalkan perselisihan kalimat api
membakar waktu, agar semuanya tak sia-sia
dalam jam yang tak pernah sepi menunggu
gema sunyi di wajah lukisan kemuliaan
yang lenyap di telapak tangan cahaya.

2013


Ziarah Hati

sepi tinggal tulang
hati berjalan
melewati bangkai
puisi
yang tertancap
dalam jiwa gelisah
maut!
seolah gonggongan
anjing
yang memanggil-manggil
peti jenazah
jerit hati menyalakan
api
di batu-batu
betuliskan usia
yang kian melapuk
di ranjang bertabur
bisikan tentang kotamu
yang kusinggahi
yang tak lagi mendengungkan
keindahan
bagi hari-hari
yang seperti selembar
kertas
yang bertuliskan:
laknat!
tentang gelap bersiasat
membuntutui alamat
asing
juga anasir langit yang
murung

2010

Jufri Zaituna, lahir di Sumenep, Madura, 15 Juli 1987. Puisi puisinya dimuat di Majalah Sastra Horison, Kedaulatan Rakyat, Jawa Pos, Minggu Pagi, Merapi, Seputar Indonesia, Suara Pembaruan, Jurnal Sajak, Suara Merdeka, Radar Madura, Kuntum, Muara, Bakti, Sumut Pos, dan beberapa antologi bersama: Ya Sin (PBS, 2006), Merpati Jingga (PBS, 2007), Annuqayah dalam Puisi (BPA, 2009), dan Mazhab Kutub ( Pustaka Pujangga, 2010), kumpulan cerpen pilihan koran Minggu Pagi Tiga Peluru (Trataq Media, 2010), Penganten Tamana Sare (Bawah Pohon, 2011), dan Antologi Puisi Suluk Mataram: 50 Penyair Membaca Yogya, (GREAT Publishing, 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib