Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]




Menyambut Kelahiran
:Are Timur Daya

Tangis pertamamu di batas hari
Menjadi rahasia
Impian memeram rindu
Dalam denyut jantung
dalam remasan tangan waktu
Beku, namun retih, mungkin pedih
Kelahiran jadi teka-teki di ruas batas
Maut mengabur, waktu bergelayut
Di puncak rindu

Hingga tangis pertamamu pecah
Kurahasiakan tangisku pada rintih pilu bundamu
Pada kilauan cahaya yang memeram rindu
Pada cakrawala yang terbingkai jendela

september 2007-oktober 2009


Riwayat Nyadar

kubaca riwayat siang dan malam, bumi dan bintang
di laut, di atas jukong:
potongan-potongan kisah menitikkan peluh
sebelum kelam menggiring kincir mercusuar dalam deras arus
sebelum jangkar dicebur, sebelum menetas aroma asin garam,
tak kubiarkan jaring tergerus
tak habis terhempas gelombang

dan ketika angin buncahkan buih,
kubiarkan musim semayam mendekap harap
antara kelengangan pantai sebelum gerhana tumpah
di atas pusara kubur leluhur.
seusai mantra asap dupa menjelaga,
kulabuhkan jukong meski di laut tak kutemukan apa-apa

aku bersujud di atas sepetak tanah: tempat pandai besi
menempa hati, lidah-lidah menjulur api dari lubang tungku
dalam upacara penebusan agar asin garam tak setumpul ujung alu

maka kubiarkan catatan-catatan itu terus bergetar
di atas nampan sesaji nyadar
hingga maut merajut
dan rohku, rohmu, menjelma riak gelombang
menjelma ikan-ikan buat anak cucu

Gamping Kidul, 2009
Nyadar: upacara ritual di daerah Sumenep, Madura, sebagai wujud syukur masyarakat pesisir terhadap leluhur.

Pulung Gantung

dan aku tak ingin mengenang:
malam yang terus menetaskan kecemasan
pagi perih menanti di jagad waktu yang beku
sebab almanak penuh angka-angka merah
menjelma darah. luka terus menganga.

kubiarkan ari-ari
terpendam di bawah sejengkal tanah retak
sampai tuntas tangis dalam ratap sunyi
sebelum sesaji tali pati jadi persembahan abadi
sebab patut tak pernah terukir dalam wujud

beriring gegas matahari aku keluar
mengubur pagi ke balik tanah kapur
siul sumbang burung gagak terdengar berat
selarik cahaya menepi membuang bebayang pohon jauh ke barat
maka kubiarkan pulung gantung bertandang
ke lubuk gubuk yang tak pernah ingkar menanti
mengikatkan tali pada leher sendiri
mencari mati dalam sepi, menukar luka dengan duka
membiarkan rahasia musim
memeram dendam peziarah

Gamping Kidul, 2009
catatan: Pulung Gantung: kepercayaan masayarakat jawa terhadap sesuatu yang mistik

*) dari buku Antologi Puisi “Mazhab Kutub” terbitan PUstaka puJAngga 2010.
Sumber : http://www.sastra-indonesia.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib