Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]



Sumber: Translation Sample

Dunia Absurd*, 14 Maret 2010
SETIAP KUDIAM PADAMU TEMANKU

setiap kudiam padamu temanku
kupercikkan dirimu jadi bintang bintang
bintang bintang yang diam
pada langit yang kupunya
dalam diam rahasia
melebihi rahasia alam semesta

diamlah aku di sana menyendiri
diamnya bintang bintang yang memercik
percikan diriku yang terkecil
percikan seutas kedip yang terpencil
membentang menepis tangis
membentang menerjang kegelapan
memercik bening embun
memercik malam penuh kilauan


di tengah tengah kita hanya bayangan
mencipta ketiadaan yang ada
mencipta bayangan yang semakin jauh
ketiadaan yang selalu luruh
meskipun mata menyimpannya

percikku setiap malam adalah bayangan yang terluka
menghampiri tubuh dalam sinarnya
bayangan tertatih pada gersang tanah
bayangan malam yang tersiksa

percikku setiap malam adalah bayangan yang sedih
menghampiri hari hari dalam sinarnya
bayangan yang lumpuh antara deru kota
bayangan malam yang nista

bayangan hanyalah bayangan
dunia keindahan yang percuma
keindahan yang menolak ketiadaan
menolak keindahan dunia kemanusiaan

o bintang bintang yang bersinar
o aku yang diam
sungguh ini luka dan sedih yang garang
sungguh garang percikan di langit
sungguh garang semua yang ditentang

ada yang memercik
memanggil dalam diamku
ada yang diam
memanggil dalam percikku
patah di mulutku

o bintang bintang yang bersinar
o aku yang diam
tak ada jalan menuju ke sana
menuju gemercik sinar
menuju diamku yang bersinar

selain keberanian hidup tak ingin aku jalani
selain perjuangan tak ingin aku persembahkan
selain kebahagiaan tak ingin aku katakan

diamku memercik di langit
bintang bintang yang berkedip
bunuh luka dan sedihku dengan sinarmu
sebab tanpa bayangan
aku ingin mati tenang di dadamu

yogyakarta, 2009


Dunia Absurd*, 20 Maret 2010
CATATAN SEORANG WARAS YANG JATUH GILA

jika kusebut namamu, Nurul
yang ada hanya Cahaya
jika kusebut Cahaya
yang ada hanya tiada

jika kusebut namamu
jika kusebut Cahaya
jika kusebut tiada
kata kata tak bisa aku percaya
untuk menyebutnya

---Saat Pintu Terbuka

Hujan yang kesekian dan kekaguman yang tak terhinggga telah ada pada sebuah pintu. Menjadi apa pun yang ada di dunia ini. Dan aku telah menjadi dia, menjadi apa pun yang ada. Keluar masuk serupa miliknya, serupa dia yang nyata. Hingga kupahami segalanya adalah cinta.
Ada dan tiadanya, ada dan tiadaku adalah perpaduan yang tak terkira. Mungkin kelebihan dan kekurangan yang telah padu melalui sebuah pintu, siapa pun yang membuka dan menutupnya adalah rindu.

Pada saat pintumu terbuka. Pada saat pintuku terbuka kita tak akan saling meminta apa yang kita inginkan. Kita hadir apa adanya, terbebas dari segalanya.

---Seribu Nama adalah Satu Nama

Setiap nama adalah asal semua yang ada di dunia ini. Nama kita adalah tanda tentang dunia. Nama kita bisa jadi apa dan siapa pun, dimiliki dan diucapkan di mana-mana. Maka jangan salahkan jika aku sering menyebutmu adalah aku. Walau kutahu kau tak pernah menyebutku. Aku tak dapat menyalahkan hal itu karena memang tak ada yang harus. Aku hanya bisa menyebutmu di mana-mana. Di mana-mana…

---Perkenalan Kita

Apakah kita ingat kapan kita dilahirkan dan kapan kita diperkenalkan? Jika tak ada yang harus kita tandai mungkin kita tak akan mengenal angka dan nama hari dan kita tak akan tahu kapan kita lahir. Dengan angka dan nama hari itulah kita hanya bisa berpura-pura ingat bahwa kita lahir pada tanggal dan hari kesekian. Padahal ingatan kita tak ada tentang hal itu Sedangkan kapan kita berkenalan kita juga tak tahu. Kita tiba-tiba bicara dengan orang yang berada di sekitar kita, termasuk kita sendiri yang Cuma ngobrol sebentar. Perkenalan kita adalah kepura-puraan waktu yang coba kita kekalkan, agar kita benar-benar saling kenal karena terkadang manusia merasa takut kehilangan keabadian. Dan aku sekarang merasa bahwa kau adalah hal terkecil dalam hidup yang tak mungkin begitu saja aku hilangkan.

---Datang dan Pergimu

Terlalu sombong jika aku tahu tentang datang dan pergimu. Namun, dalam tubuh ini ada isyarat bahwa aku bukan seorang pembohong apalagi membohongimu. Dalam tubuh ini banyak menyimpan kenangan tentang dirimu, baik yang sadar dan tidak sadar telah mengakar dan tak bisa lepas begitu saja. Sehingga dalam keseharianku ia berdetak sesuai gerakmu. Jika kau tak mempercayainya aku juga tak mempercayainya. Dan jika kau mempercayainya aku juga mempercayainya. Aku yakin kita sama-sama merasa dan memikirkan semua itu tetapi tersembunyi entah di mana.

---Foto-fotomu

Saat kau melihat foto-fotomu, kau akan kembali pada masa itu, di mana kau siap-siap untuk mengekalkan wajahmu yang cantik dan manis itu dengan gaya yang kau inginkan dan kau kagumi sendiri sebelum dikagumi banyak lelaki termasuk diriku. Kau berpose dari jiwamu yang terpancar dan kamera menyatukannya dalam seberkas gambar. Indah. Gambar itu indah. Tentunya kesesuaian hati yang membuatnya Menjadi gambar hidup yang kau abadikan, entah di mana-mana karena aku tak tahu pastinya selain di facebookmu.

Aku mempunyai beberapa foto-fotomu dari berbagai foto yang kau miliki. Tetapi sayang, foto itu kau telah menciptanya di kamarmu sendiri atau di kamar lain. Setiap aku melihat satu-persatu foto-fotomu yang aku lihat bukan tubuhmu yang diam melainkan tubuhmu yang bergerak seakan-akan aku tahu apa yang kau lakukan dari sebagian kegiatanmu. Aku tahu isi kamarmu dari mulai catatanmu hingga hal-hal yang tak kau hiraukan. Aku tak akan ceritakan semua tentang foto itu. Aku sangat menyukai fotomu yang memakai kerudung putih tipis dan baju berwarna merah muda yang terlihat lucu dan manja sekali. Dan aku tahu kau begitu dewasa.

---Semua Apa yang Kau Tulis

Kau tulis apa saja yang kau rasa dan pikirkan dengan bahasa yang sangat sederhana. Dari menu makanan hingga hal-hal yang membuat orang membacanya ketawa. Aku menyukai itu dan aku lupa mencatatnya. Suatu saat aku akan mencatat semuanya hingga tak terpinggirkan dari arus logika. Karena kita begitu berdekatan serupa angin dan api bergerak dalam kegelapan.

---Gerak-gerakmu Telah Kutangkap

Semuanya telah aku cium sedalam-dalamnya. Aku sentuh semuanya meski kau tak mengizinkannya. Termasuk yang kau larang. Dan aku tak perlu minta maaf kepadamu atau kepada siapa pun saja karena aku tak benar-benar melakukannya. Setiap orang yang tahu bahwa dirimu adalah perempuan yang patut dicintai dan dirindukan, ia akan mengatakan: perempuan ingin dicintai dan dirindukan sebagaimana mestinya. Sehingga aku juga tergila-gila kepadamu yang selebihnya adalah kebohongan.

Dunia Absurd*, 10 Agustus 2010
TENTANG CATATAN HARIAN DAN KARYA YANG DIBAKAR

Bagimu ini tak penting. Bagimu itu tak perlu. Itulah yang dikatakan orang lain kepadaku karena mereka melihat diriku dari kaca mata diri mereka sendiri dan aku menghargai dan menghormati mereka sebagaimana aku menghargai dan menghormati diriku sendiri. Aku tak perlu marah ataupun dendam karena aku tak merasa terganggu dan kalaupun terganggu marah dan dendam tak akan berguna apa-apa selain menyuburkan keegoisanku. Mereka mengatakan begitu kepadaku itu disebabkan mereka menyayangi dan mengasihiku.

Telah banyak waktu yang telah terbuang untuk sebuah tujuan, yang bagi banyak orang mungkin disebut kesia-siaan. Namun, bagiku tak ada yang sia-sia selama itu adalah perbuatanku sendiri demi sebuah jalan yang kutuju. Untuk mengenal jalanku aku harus melakukan apapun selama apa yang aku lakukan itu tak mengganggu orang lain. Meski aku harus sedih dan terluka, senang dan bahagia sebagai manusia aku tak mampu menolaknya. Semuanya akan dan harus terjadi.

Dalam proses memahami jalanku aku tak jarang bersikap ekstrim terhadap diri sendiri. Menolak keberadaan yang ada. Menentang segala yang datang. Melawan segala yang menantang. Pada akhirnya tak jarang aku terpojok di sudut hati dan pikiranku sendiri, menjadi asing dalam diri sendiri dan orang lain, lalu terkurung dalam labirin yang kelabu. Dan inilah yang harus dilakukan oleh seorang manusia, berada dalam lubang hitam semesta untuk menemukan dirinya. Sejauh-jauhnya. Sedalam-dalamnya. Pada awalnya orang tak tahu bahwa itu sangat mengasyikkan dan hingga kinipun tetap sangat mengasyikkan. Namun, yang aku sesalkan dan tak akan aku lakukan lagi adalah melakukan pembakaran terhadap buku catatan harian dan sebagian karyaku.

Kini, aku benar-benar sadar bahwa apa yang telah aku lakukan adalah pembunuhan hati dan pikiranku. Aku melakukan bunuh diri yang benar-benar menyakitkan. Dengan melakukannya aku telah mati, kematian yang benar-benar mati tanpa menyisakan satu jejakpun dalam hidup. Seharusnya jika aku ingin mati tak perlu seperti itu, aku hanya perlu minum racun saja dan itu sangat mengasyikkan daripada aku menghilangkan atau memusnahkan suara hati dan pikiranku.

Membakar sebuah buku catatan harian dan karya hanya dilakukan oleh seorang penakut. Aku tak akan membakar apapun yang telah aku tulis karena di sanalah tempat jejak-jejakku tersimpan selama dalam perjalanan menuju tujuanku. Sejelek apapun, sekotor apapun, seterhina apapun, itulah karya hidup dan hidup dalam berkarya. Adakalanya seseorang harus jatuh dalam proses perjalanannya namun sebelum sampai pada tujuannya ia harus berdiri dan berjalan lagi hingga sampai pada apa yang dituju. Akhirnya, lebih baik tak tahu daripada tahu tetapi tak pernah menjalaninya sendiri….

Dunia Absurd, 28 Februari 2010

/1/
Sebelum di Jogja aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku. Namun ketika aku sedikit sadar aku curhat kepada semua orang termasuk keluarga dan teman-temanku. Jawaban keluarga sangat sederhana: “stabilkan apa yang ada pada dirimu sendiri. Kan kau pernah bilang bahwa dalam diri seseorang ada tiga kekuatan, yang pertama spiritual, intelektul dan emosional. Seimbangkan tiga kekayaan itu kau akan sembuh”. Sedangkan sebagian dari teman-teman jawabannya sama dan ada yang beda. Affan adalah adik seorang penyair M. Faizi (Faizi Elkaelan) yang kebetulan rumahnya berdekatan dengan rumahku, kira-kira 30 meter. Aku ceritakan semuannya dan dia menyimpulkan bahwa aku mengalami skizofrenia tetapi belum parah.

/2/
Banyak orang (teman-teman) yang meganjurkanku untuk tidak membaca dan menulis sementara waktu. Karena kalau aku memaksa melakukan kebiasaan-kebiasaanku, aku akan mengalami halusinasi dan delusi lagi dan akhirnya aku akan skizofrenia. Tetapi kalau aku tidak membaca dan menulis logikaku tidak jalan, stagnan. Kalau membaca dan menulis aku juga tidak akan sembuh. Untuk sementara aku akan mengikuti anjuran-anjuran teman-temanku karena mereka juga pernah mengalami apa yang aku alami saat ini. Aku harus istirahat 3 atan 4 bulan. Setelah itu aku akan melakukan kebiasaan-kebiasaanku dan mengatur ruang dan waktunya. Sekarang aku ingin benar-benar memahami apa terjadi pada diriku tanpa membaca dan menulis kecuali hal-hal yang menyenangkan diriku termasuk menulis catatan kecil ini.

/3/
Aku hanya ingin ketawa dengan obrolan-obrolan yang membangkitkanku dari keterlemparanku dari realitas yang sebenarnya. Kini, aku berada dalam dunia yang entah. Mungkin antara sadar dan tidak sadar. Aku akan menhadapinya melalui kata yang sangat sederhana: “lawan!”, “semuanya tidak ada!”, dan “selamat tinggal untukmu!”.

/4/
Jika aku ingat semua ketidaksadaranku, betapa lucu, ngeri, dan menakutkan ketidaksadaran itu. Semua orang pasti mengalaminya…dan dalam ketidaksadaranku hanya kaulah yang benar-benar nyata. Mungkin karena kau adalah cahaya hidayahku yang terangkat pada lubuk labirinku yang hanya akulah juga yang tahu.

*Dunia Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun 2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan yang terdalam dari hati seorang manusia.”  Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal, dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib