Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]



Lukisan karya Claude Monet. Diambil dari Google.


Mazmur Malam Hari

apa yang dirasakan api
ketika harus membakar dirinya sendiri?
barangkali hanya kepasrahan
seperti juga bebintang yang tak pernah tahu
untuk apa ia terasingkan di langit.

dalam bulan telanjang
ingin kuberjalan sendirian
mencari di mana Engkau bersedia
membuka pintu
untukku

jangan biarkan aku terbakar api
atau terasingkan di langit
sebelum tahu labirin mana tempat berpulang

Dunia Kecil, 24-02-14


Berjalan ke Arah Gelap

dalam dirimu hidup satu perempuan yang tak kukenal
bahkan aku tak pernah berjumpa dengannya di dalam hatimu
ia pandai bersembunyi
dan engkau selalu menganggapnya telah mati
tetapi aku tahu ia tak lelah berusaha
membatalan rencana yang telah kita sepakati

saat kau habiskan waktu bersamaku
di kedalaman lautmu, ia diam-diam membangun istana surge
dan menutup seribu pintunya untukku
di taman kecil kita,
ketika pagi menjatuhkan matahari ke dalam gelas kopi
kita menyeduh sampai candu
rindu yang menggumpai berlepasan dari tubuh serupa debu

kita segera menyatu, kalau perempuan itu tak datang
dari rimbun mawar berduri
ia melangkah gontai meminta dikasihani
perempuan itu,
kini aku tahu.

dia yang sering lewat dalam buku puisimu
pernah kau tulis namanya dalam batu pualam yang hilang
sering bersanding dengan rembulan
pada langitmu yang kini tetap biru; utuh

pada perempuan itu, aku menemukan namamu
selalu berloncatan di antara rumbai rambutnya
perempuan yang menurutmu telah mati

di dalam hatimu, akulah yang selalu datang dan pergi
menyeduh kopi atau meerenungi puisi
rebah dan beristirahat
juga berlari dari sunyi api

semenjak perempuan itu tak kujumpai
debu tak henti mengotori
malam-malam kita jadi gelap
denyar lampu mulai lamur, padahal kita tak pernah alpa
mensucikan cinta yang karat usia.

Dunia Kecil, 01-08-14


Tembang Luka Bunga-Bunga

bunga-bunga yang tak lagi cantik dan menarik
tumbuh menjadi benih luka sepanjang halaman rumah
kumbang-kumbang jalang merayu seribu harapan
tetapi pergi sebelum cinta mekar di sekujur badan

alangkah indah menjadi bunga kertas dalam diorama
tak perlu dihisap madunya
tidak layu walau menua

bunga-bunga yang tak lagi cantik dan menarik
tak busa berpura-pura meminjam sayap dewi bulan
supaya kelihtan menwan

Dunia Kecil, 18-03-14


Melarung Dua Ingatan

ke mana gelap pikiranmu berjalan?
mengukur seberapa panjang perlintasan kenangan
j uga menghitung timbunan daun di badan

ke dalam bulan-bulan karam itulah, masa lalu
pulang
hilang
melebur dalam kesementaraan

azimat runtuh cair did eras kali
membawa ingatan orang-orang
biar kenangan tak melelahkan tiap sirip pikiran

padang awh yang selalu basah
akan menyambut kepulangan kita
dari upacara
seperti dada ibu yang memelukmu setelah sampai
dari negeri terjauh

Dunia Kecil, 17-07-14


Nurul Ilmi El-Banna, lahir di Sumenep, 21 Januari 1993. Mahasiwa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Puisinya dimuat di berbagai media local dan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib