Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]


Lukisan Joseph Mallord William Turner-
Snow Storm - Steam-Boat off a Harbour's Mouth exhibited 1842

Sulaiman Sang Nabi

ceritakan padaku tentang siksa :
rayap-rayap kian gigih menyusun istana
demi semedi sepanjang musim binatang tanah
demi tubuh bertakdir sayap di lubang maut

seorang rahib berkabar padaku usai hujan reda:
di zaman antah berantah ada yang mengerti
bahasa binatang di seantero dunia manusia
Sulaiman sang Nabi, empunya ilmu pengetahuan

juga kebijaksanaan!
lantas adakah siksa dunia
dari puncak gunung yang paling gunung?

lihatlah di arah sumber sinar keemasan itu
srigala bangkit memanggil ratu purnama
yang mengusir ratusan kelelawar di wajahnya

Oktober 2013-2015


Kidung Jagad Raya

misteri cinta tenggelam ke lubuk bumi dan cakrawala
menguras mata air dengan paruh burung di sangkar
hujan turun, sungai mengalir deras, lalu muara
menampung rahasia kidung jagad raya

kemudian benih cinta tumbuh di dasar kolam
yang dicipta di tepi danau tanpa bunga setaman
siapa terapung di atas daun talas yang licin?
matanya merekah, bersenggama dengan matahari

wahai pemilik segala rahasia langit dan bumi
tempat rahasia dicipta dan misterinya cinta
tiupkanlah wewangian surga-neraka di dada ini

tetes hujan bersenandung di atas payung
menyanyikan lagu-lagu semesta
yang tak tertulis di kitab-kitab para nabi


Milik yang Azali

kusederhanakan kehendak rasa
dan daya cipta pada setiap jelmaanmu
yang teduh demi sinar bahagia
ketentramanmu-kedamaianku

kusederhanakan jua kata-kata
tanpa bulan dan kristal-kristal angkasa
tanpa bunga-bunga ladang dan hutan
tanpa penggalan firman-firman Tuhan

tetapi memang habis sudah
bahasa indah untuk hadirmu
kecuali keindahan itu sendiri_

milikku yang tak termiliki
atas milikmu yang tak memiliki
kepermilikian sifat-sifat azali

2013/2014


350 Tahun Kegelapan

tiga ratus lima puluh tahun kegelapan
riwayat pulau-pulau berlimpah rempah-rempah
diruwat dalam kitab-kitab perjuangan
yang diperdagangkan lewat penggadaian dunia

para cendikia cerdik memahat kelicikan
di pusat ibu kota sebagai mercusuar kata-kata
bandit-bandit muncul dari kulkas dan AC
auranya teduh bertangan pembunuh dingin

”kewajiban kami, melaksanakan norma-norma
dan etika seni membunuh dan menindas”
betapa megahnya, o, betapa lumrahnya

ilmu dan pengetahuan disepuh sampai tajam
agama dan undang-undang adalah sarungnya
keduanya dipakai dalam pertarungan kekuasaan

2013/2014


Relief Perjalanan

berapa lagikah harus kukatakan padamu
jika yang menggerakkan matahari di mataku:
rekah bibirmu. sudah sekian rupa aku cipta kata,
demi menyatakan kebenaran niat kepadamu

betapa dekatnya jurang curam yang menunggu
untuk menelanku jika sekedip saja aku lengah
dan kalah pada prasangka kotor di lingkupku
yang seolah mencemarimu sekian waktu

sekali ini, dengarkan aku: ingat-ingatlah
rekah bibirmu yang memahat kelopakku
menjadi relief candi-candi perjalanan

penuh syukur aku berdiri di muka kehidupan
memandangmu dengan getar jiwa yang penuh
sambil berzikir demi daya hidup yang fakir

2013/2015


Semarak Suka Dukana

petang hadir di beranda untuk kita
hangat cahaya yang tenggelam merasuki sukma
langit bergelegar di kedalaman gemuruh jiwa
lalu gerimis pecah sebentar membelah aroma

”harumnya membawaku pada kebenaran niat!”
ucapmu menyingkap labirin gelap kebinatanganku
taring dan cakarnya meleleh susut ke tanah
lalu sayap tumbuh di punggung-terbangkan aku

di udara kita menabur ribuan kunang-kunang
dan pemandangan di bumi penuh senyuman
muncul dari bibir anak-anak dan kaum remaja

kita terus mengepakkan sayap. tetapi tubuh diam
diantara langit dan bumi yang disyukuri
: segalanya semarak dalam suka dukana

2013/2015


Selendang Sulaiman, Lahir di Sumenep, Madura 18 Oktober 1989. Antologi Puisi bersamanya; Mazhab Kutub (Pustaka Pujangga 2010), 50 Penyair Membaca Jogja; Suluk Mataram (MP 2011), Satu Kata Istimewa (Ombak 2012). Di Pangkuan Jogja (2013) Lintang Panjer Wengi di Langit Jogja (Pesan Trend Ilmu Giri, 2014), Ayat-ayat Selat Sekat (Antologi
Puisi Riau Pos, 2014), Bersepeda Ke Bulan (HariPuisi IndoPos, 2014), Bendera Putih untuk Tuhan (Antologi Puisi Riau Pos, 2014), dlsb. Antologi Tunggulnya: Hymne Asmaraloka (Bitred Digital Book 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib