Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]




Lembar-Lembar Cahaya

Lembar-lembar cahaya
dibuka satu demi satu
menyibak rahasia
ke rahasia berikutnya

Dayang-dayang malam
mengipasi bumi dengan hujan buatan:
hujan bintang-bintang,
dan serbuk cahaya bulan

Aku membuka lembaran
pada halaman ke-11 almanak kamariah
rehat sejenak, seteguk dzikrayat
perjamuan untuk syaikh dari Jilan
tapi harus kubuka selembar lagi
agar tiba di tanggal lahir sang Nabi

Hai,
kini aku tiba di lembar cahaya itu
saat ada bayang-bayang tak terlihat
melintas di atas puadai bulan Maulid
mengiringmu membacakan puisi tak sembarang puisi
burdah-barzanji, puisi shalawat nabi

Shallu ‘ala Muhammad!
Allahumma shalli wa sallim wa barik alaih

16/2/2010 


Jarak Maghrib ke Isya’

Ottoman,
apakah kamu tahu bahwa saat ini
seorang lelaki dari desa nun jauh
sedang mengambil air dari tanahmu
untuk membasuh mukanya
berwudlu, sambil menyesap sedikit air darinya,
berharap Emre atau Hakan
mengajaknya mampir untuk minum kahve
di beranda rumahnya?

Lelaki itu, saat ini,
hendak membayar rasa bersalah
di atas sajadah, tikar lembut hasil karya negerimu
dengan kening yang basah

Malam itu,
di antara Maghrib dan Isya’
waktu istijabah, waktu terjepit asak
dia mencicil rasa syukur
menghitung ingat dan lupa
pada banyak lembar sejarah

Di mushalla kecil terpencil itu
ia mengukur jarak nikmat dan kufur
mengukur jarak menang dan kalah
jarak antara kening dan sajadah

3/07/2011
Diposkan oleh M. Faizi pada 28 Februari 2012 di blog sareyang

Surat Cinta untuk Malam

Kilatan cahaya yang berpendar
redup dan berdenyar
seperti jantungku, mengatup dan mekar
perkenalkan, aku bernama malam

“Saya berdiri di bawah kubah langit
beradu pandang dengan polaris
zenit, inikah langit yang puitis?
langit ibarat yang tak tersingkap
sebagai ejaan di ujung abjad

“Baiklah, saya akan bergerak menjauh
untuk membuat kesimpulan lama perjalanan
tahun cahaya semesta dalam bola mata:
kesimpulan dalam pengandaian
sebab, tugas teori hanya untuk
meremajakan akal-pikiran
agar selalu salah
dalam mengambil keputusan benar

“Saya merancang sebuah kepastian
langkah tertatih: ujicoba dan praduga
sains, saya berjalan ke arahmu
yang benar dalam kesementaraan
dan salah dalam ketegangan”

Bintang-bintang di langit
alangkah indah cahaya
dari nadir menuju zenit
hanya sejengkal
kecil bukan pada wujud
tapi pada mata orang yang memandang

Engkau mendekat dalam teropong
tapi menjauh dalam pengertian
kita bergerak; mendekat-menjauh
berpikir dalam pengandaian
berkembang dalam ketakterjangkauan
entah di galaksi mana
kebenaran kita akan saling berpapasan

Mari kita terus beradu pandang
hingga kelak engkau dan aku sama-sama tahu
aku diciptakan untuk memahamimu
atau engkau diciptakan untuk menopang wujudku?

Bintang-bintang di langit malam
janganlah berkedip!
dan engkau tak berkesip
kalian, bermilyar-milyar mata memandang ke mari
tersenyum takjub memandang kami:
mengapa titik kecil yang berpikir itu
tak mampu mencari alasan
untuk apa gugusan cahaya raksasa ini dinyalakan

Pendar gugus bintang semesta raya
jika engkaulah alamat kebenaran
maka perkenankan,
sepanjang hidupku menjadi malam

14/08/2007

Versi bahasa lainnya dalam Übertragen von Lucia Sieβler und Martin Jankowski (Orienttierungen 2/2011, S. 110-120).

Liebesbrief an die Nacht

Das Licht blitzt auf, bricht sich
ermattet, flackert
wie mein Herz, das sich schlie
βt und aufblüht
gestatten, ich hei
βe Nacht


>>Ich stehe unter dem Himmelsgewölbe
Auge in Auge mit dem Polarstern
Zenit, ist dies mein poetischer Himmel?
Der Himmel, das nicht entwirrte Sinnbild
wie Buchstaben in der Macht des Alphabets<<


>>Nun gut, ich werde weiterziehen
um Schlüsse aus der Reise zu ziehen
Lichtjahre des Universums in den Pupillen:
Schlu
βfolgerungen als Vermutung
denn jede Theorie soll nur
den Verstand verjüngen
um immer falsch zu liengen
mit der richtingen Entscheidung


>>Ich entwerfe eine Gewi
βheit
In hinkenden Schritten: Versuche und Vermutungen
Wissenschaft, ich gehe dir entgegen,
Die Wahrheit liegt in der Vorläufigkeit
und der Fehler in der Anspannung


Sterne am Himmel
wie schön ist das Licht
vom Nadir zum Zenit
nur eine Handbreit
winzig nicht von Gestalt
doch im Auge des Betrachters


Du näherst dich an mit dem Teleskop
entfernst dich jedoch im Verstehen
wir bewegen uns; heran und hinweg
in Annahmen denkend
in Unerreichbarkeit wachsend
unsicher, in welcher Galaxis
unsere Wahrheiten sich einst begegnen


La
β uns weiter unsere Blicke verschränken
bis einstmals du und ich erkennen,
ich wurde geschaffen, dich du verstehen
oder wurdest Du geschaffen, meine Gestalt zu stützen?


Ihr Sterne am Nachthimmel,
blinzelt nicht!
und verschwindet nicht
ihr, Milliarden Augen, hierher schauend
lächelt ihr erstaunt bei unserem Anblick?
weshalb kann jener kleine denkende Punkt
keinen Grund dafür finden
warum dies gigantische Lichtmeer entzündet wurde


Ihr Funken und Nebel der Galaxien
solltet ihr der Ort der Wahrheit sein
dann erlaubt
da
β es mein Leben lang Nacht bleibt

(14.08.2007)

Diposkan oleh M. Faizi pada 18 Juni 2012 di blog sareyang

Romansa Hijriyah

Aku mencium bau waktu
pada asap yang mengepulkan lelatu Alhambra dan Alexandria
di balik punggung tanganmu
membumbung, mengikuti jejak Ibnu Malik
di sepanjang jarak dari Jaén ke Syiria
dan dari debu di tepian Nil
saat Laut Merah terpecah
Nabi Musa menyusun kisah-kisah penting millatu Ibrahim

Nabi berhijrah membangun kota pengetahuan
reruntuhan Yatsrib dari kerakal cemerlang kalabendu

Hijrah bukanlah kebetulan
yang memuncak di akhir-luar duga
di antara alur cerita deus ex machina
tak ada kebetulan dalam perencanaan yang matang
sebab ia adalah angka merah
untuk cerita pendek
yang dipajang di koran mingguan

Mana tanganmu?
aku akan segera menemukan bau waktu
melarung perasaan ke masa lalumu
hingga zikir yang tak lengkap
menyesakkan indra penciumanku
pada saat tersedak dalam peta leluri-leluhur
lalu lopak dalam wawasan yang makul

Ah, aku mencium bau peta di punggung tanganmu:
bukan Tanjung Harapan dalam peta Vasco da Gama
atau jejak Syekh Jumadil Akbar ke jazirah Nusantara
peta yang dibaca, bukan diraba
peta data, bukan peta loka

Oh, hijrah dari masa lalu
ratusan ribu mil waktu
sejarah memang ditulis untuk dibaca, dan diterbacakan
karena peradabanmu adalah fakta
pada saat kami sibuk memanipulasi data

Julurkan tanganmu, Hijriyah!
aku mau pamit sekarang
aku pergi berhijrah

17/3/2007

Diposkan oleh M. Faizi pada 14 November 2012 di blog sareyang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib