Arsip Puisi Penyair Madura (Se)-Indonesia

Full width home advertisement

PUISI INDONESIA

PUISI MADURA (SANJA')

Post Page Advertisement [Top]




Sumber: Museum of Modern Art



SAJAK-SAJAKKU YANG LALU
Aku tak bisa berbuat banyak dalam hidupku. Aku lakukan apa yang kubisa. Menulis sajak bukanlah jalan hidup atau kematiaanku. Aku hanya ingin tahu keduanya meski pengetahuan manusia tak pernah utuh tentang realitas yang ada. Semua sajak ini adalah sebuah proses di mana aku sebagai manusia yang terkadang sedih, bahagia hingga merasa terasing dari dunia mencoba untuk menyeimbangkan diri agar benar-benar menjadi manusia. Semua sajak yang punya banyak gaya dalam penulisannya ini adalah usaha mengekalkan kenangan bersama orang yang dekat atau jauh dariku. Yang sesekali datang dan pergi atau tidak sama sekali. Tak ada penilaian untuk semua ini selain apa yang ada pada setiap kata itu sendiri. Sebab tak ada yang pernah selesai dalam hidupku juga sajakku...

Bagian X

PERPISAHAN DENGAN LAUT

sengaja atau tidak kita telah berpisah;
aku perahu yang terdampar di setiap pantai
menjauhi bangkai
mencari nama di layar sobekku

yogyakarta, 2006


NAMAMU

kutulis namamu
kubaca menjelang tidurku
bukan doa
kuhanya ingin bertemu

Yogyakarta, 2006

DALAM KERTAS

dalam kertas kau ingin kupanggil
di tengah malam yang berinci-inci dinginnya;
kulakukan seperti apa yang kau inginkan
puisi tercipta;
dalam kertas kupanggil namamu walau samar-samar
karena yang di luar tak pantas mendengarnya

Yogyakarta, 2006

MALAM INI

hujan mengenalkanmu
dengan dingin
angin mengenalkanmu
dengan hembusan
rembulan yang separuh
mengenalkanmu dengan cahaya

dan aku menatapmu
menatap aku sendiri

yogyakarta, 2007

KAU YANG KUCARI

sejak aku
kau panggil dengan sebuah nama
kucari kau di mana-mana;
di lubang bahasa, di celah suku kata,
serta di balik huruf-huruf
yang ada hanya gema

kucari kau dalam gema
dalam segala ruang yang menyumbang
dalam segala isi yang membunyi
yang ada hanya sepi

kucari kau dalam sepi
agar aku sepenuhnya mengerti
tapi kau tak memanggilku lagi

yogya, 2007

MAYA

dalam abjad
jasad tergelimpang
di bunuh cuaca

—sepercik gelap di matanya
mematung bayang
tak ingin dikaburkan

berkali-kali menentukan pilihan
memberinya nafas
pada kalimat pendek dan panjang
tetapi cuaca enggan mengekalkannya

—sepercik terang di matanya
adalah jalan setia
kutahu itu maya
;malaikatpun hanya berani mengintipnya

yogyakarta, 2007

TAFSIR SUARA

di mana aku hidup menguncup
berinci-inci huruf menjadi mulut;

di mana kau mengenalku
ada yang membaca dan mendengarkan
meminta sedikit cinta dan rindu;

di mana setiap titik temu
di antara bibir dan lidah
menuju ruang dan waktu
beriringkan kisah-kisah;

ketika itulah nama suara
ditafsir menyala-nyala

yogya, 2007

BUNGA MATAHARI

bunga matahari
hati yang dipetik bumi

pada gundukan tanah ini
siapa yang akan menumbuhkanku?

bunga matahari
mimpi rontok berhari-hari

yogyakarta, 2007

TATAPAN KOSONG

bukan melihat mata ini
bukan buta mata ini
kau telah menciptanya
dari sisa gerak tari dan getar bunyi

dari tubuhmu
yang memancar dimainkan angin
dari tubuhmu
cermin angin yang dingin

bukan melihat mata ini
bukan buta mata ini
dan jika buta dan melihat mata ini
kau menetes pada mataku
dan jika melihat dan buta mata ini
kau adalah matahari pada mataku

yogyarkarta, 2007

CINTA SI BUTA

aku tak bisa melihat matahari
tapi malam ini
aku mencium
wanginya pada bunga ini

aku juga tak bisa melihatmu
tapi kau menuntunku
dengan tangan waktu
menuju rindu

bila aku tak bisa melihat apa-apa
tubuh kita bukan jeda
tanpa saling menunggu untuk bicara
tanpa saling mengungkap untuk ada

surabaya-ngawi, 2007

ZAHIR

bukan suara
yang terdengar saat kita bercakap
bukan bahasa
yang sebenarnya kita ucap

sinar-sinar benda telah padam
benda-benda sinar telah tenggelam
tubuh kita berbenturan
dalam sapa dengan gerak diam

dunia telah menetapkan pesannya
yang selalu kita impikan
mencipta dunia yang tak lagi nyata
dengan sepasang mata maya
dan ingatan yang nyaris sempurna

kini, kita sama-sama tahu
yang ada bukan suara
yang ada bukan bahasa
bukan apa-apa selain ilusi
tentang orang yang pergi
dan masih bertahan sebagai mimpi

yogyakarta, 2007

*Dunia Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun 2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan yang terdalam dari hati seorang manusia.”  Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal, dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib