SAJAK-SAJAKKU
YANG LALU
Aku tak bisa berbuat banyak dalam hidupku. Aku
lakukan apa yang kubisa. Menulis sajak bukanlah jalan hidup atau kematiaanku.
Aku hanya ingin tahu keduanya meski pengetahuan manusia tak pernah utuh tentang
realitas yang ada. Semua sajak ini adalah sebuah proses di mana aku sebagai
manusia yang terkadang sedih, bahagia hingga merasa terasing dari dunia mencoba
untuk menyeimbangkan diri agar benar-benar menjadi manusia. Semua sajak yang
punya banyak gaya dalam penulisannya ini adalah usaha mengekalkan kenangan
bersama orang yang dekat atau jauh dariku. Yang sesekali datang dan pergi atau
tidak sama sekali. Tak ada penilaian untuk semua ini selain apa yang ada pada
setiap kata itu sendiri. Sebab tak ada yang pernah selesai dalam hidupku juga
sajakku...
Bagian II
SAJAKKU
Kutitipkan pada tubuh kata
Segala jawaban pertanyanmu
Jika kelak aku tak bisa menemuimu secara abadi
Yang kini kau pun menemukanku dalam sajakku
Sajakku hanya angin
Tak menyimpan apa-apa; hampa
Tapi kau tahu laut tak tenang karenanya
Jika suka katakan padanya tanpa kata-kata
Angina tak memerlukannya
Selain apa yang tak bisa kau mengucapkannya
Yogyakarta, 2005
Kutitipkan pada tubuh kata
Segala jawaban pertanyanmu
Jika kelak aku tak bisa menemuimu secara abadi
Yang kini kau pun menemukanku dalam sajakku
Sajakku hanya angin
Tak menyimpan apa-apa; hampa
Tapi kau tahu laut tak tenang karenanya
Jika suka katakan padanya tanpa kata-kata
Angina tak memerlukannya
Selain apa yang tak bisa kau mengucapkannya
Yogyakarta, 2005
TUBUH CINTA
Kita dahaga dalam tubuh cinta
Minta segelas rasa yang dipunya
Saling mengarungi laut lepas
Deru kita semakin terkuras
Dahaga tuntas
Gelas pecah
Usailah sudah
Tubuh cinta ada pada-Nya
Yogyakarta, 2005
MENULIS SURAT CINTA UNTUKMU
Karena aku bukan orang kaya
Kutulis surat buatmu
Tintanya kuambil dari cahaya;
Separuh cahaya malam dan
Separuh cahayamu
Kata pertama aku tak bisa apa-apa
Kata terakhir Cuma merasa
Saat pertemuan kuberikan surat itu kepadamu
Karena begitulah suratku
Buat apa yang berada pada dirimu
Yogyakarta, 2005
DI KEDALAMAN HATIMU
Di kedalaman hatimu tolonglah aku
Terkepung saat denyut mengajakku ikut
Kita serupa laut
Perlahan mengombak
Ketika tepi dalam sepi
Kembali sepi
Diuji mimpi
Hatimu mencariku
Engkau sendiri adalah aku
Yogyakarta, 2005
AKU DAN TUBUH
Engkau tubuh bau amis
Tegak berlekuk menyelipkan pemburu
Sedetak rahasiamu
Sepanjang sejarah mereka tahu aku satu
Aku dan tubuh mengaku-ngaku
Lalu, Tuhan di mana yang kau perlu
Ada yang belum tahu bermain batu dan peluru
Yogyakarta, 2005
ITULAH AKU
Engkau tahu daun berguguran
Itulah aku diganti musimmu
Siap terbakar menjadi abu
Engkau tahu rintik hujan
Itulah aku diganti musimmu
Siap menyemikan kehidupan
Itulah aku berganti karenamu
Kekal setiap perubahan
Yogyakarta, 2005
PERTEMUAN
Pertemuan kita tanpa tanda
Engkau minta aku menandainya dengan puisi
Puisi tak dapat menyimpan apa pun kecuali jejakmu
Jejakmu kata puisiku yang ada pada debu itu
Setiap engkau berlalu
Jangan paksa puisiku dalam pertemuan engkau temukan
Karena engkau puisiku yang tak mampu aku tuliskan
Yogyakarta, 2005
*Dunia
Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun
2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak
sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan
yang terdalam dari hati seorang manusia.”
Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal,
dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah
manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang
terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan
pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana
kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari
yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai
tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar